Panji: Mengapa Artinya Siji ?

- 6 November 2020, 10:10 WIB
SALAH satu posisi tubuh tari Topeng Panji yang ditampilkan penari dari sanggar seni, Mulya Bhakti pimpinan Mimi Wangi Indria asal Desa Tambi Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu.
SALAH satu posisi tubuh tari Topeng Panji yang ditampilkan penari dari sanggar seni, Mulya Bhakti pimpinan Mimi Wangi Indria asal Desa Tambi Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu. /Heriyanto Retno/

Interpretasi lain dari kata Panji adalah Mapan sing Siji, atau Mapan ning Siji, artinya teguh dan percaya kepada Yang Satu (Tuhan). Kata dr. Bambang, salah seorang pemerhati seni Cirebon, “ini adalah satu bagian dari rangkaian psikologi perkembangan model para wali.

Tahapan kepribadian, lambang siklus kehidupan manusia.” Setiap wali adalah bukti Allah yang akrab dengan rahasia-rahasia kediaman-Nya. Mereka telah menjadi intim dengan Misteri-misteri Ilahi.

Mang Ma’u dari Slangit menginterpretasikan Panji itu sebagai: “pengaji, utawa wong ngaji, wong ngelmu iman, tauhid, marifat Islam. Kalimat tersebut memiliki arti untuk menunjukkan gambaran manusia yang telah berada pada tingkatan hidup ma’rifat, yakni, walaupun pengaruh di hadapan dirinya banyak, ia tetap tidak mau terganggu.

Baca Juga: #PRMN sahabat UMKM Sentuh Pengrajin Opak Tradisional Cibiru

Mang Ma’u kemudian bertutur bahwa: “Ngaji iku ora perlu bentuk tulisan, kabeh wis ana ning badan kita dewek. Sebabe lamun manusia ngajie ning kitab bentuk tulisan, ketemune karo salah.” Maksudnya ialah, mengaji itu tak perlu seperti membaca buku, karena semua sudah ada pada badan kita.

Kalau manusia mengaji hanya membaca buku akan banyak ditemukan kesalahan. Ia sesungguhnya ingin menyampaikan tentang tarekat ngaji diri (mawas diri, introspeksi) itu sangat penting artinya, karena manusia akan senantiasa melihat keburukan dan kebaikannya dengan mata batinnya.

Senantiasa berusaha melaksanakan perbuatan sesuai dengan ucapannya. Ia kemudian mencontohkan, mengapa setelah seseorang membaca surat Al Maa’uun, ia tetap tak mengerti dan membiarkan anak yatim tak terpelihara dan orang miskin tetap kelaparan.

Baca Juga: Innovative Government Award (IGA) Digelar Kemendagri

Padanan kata siji adalah esa, tunggal, eka, awal, dan sebagainya. Kata siji mengingatkan kita pada sebuah bilangan atau angka yang bentuknya tegak, vertikal. Tentu saja artinya bukan sebagai sebuah angka semata. Dibalik angka itu terkandung banyak hal yang bisa dimaknai secara lebih luas.Angka satu terkait dengan prinsip religiusitas yang menunjuk YANG SATU, sehingga tidaklah heran jika angka ini multimakna. Bersambung...

(Toto Amsar Suanda/Pemerhati Seni Budaya Tradisi)***

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah