Sérén Taun, Penghormatan Terhadap Padi

- 18 November 2020, 07:00 WIB
WARGA kampung adat Ciptagelar Banten Kidul membawa ikatan padi dari sawah untuk dimasukan ke leuit (lumbung padi) atau ampih pare.
WARGA kampung adat Ciptagelar Banten Kidul membawa ikatan padi dari sawah untuk dimasukan ke leuit (lumbung padi) atau ampih pare. /Nana Munajat Dahlan/

Apabila hanya melakukan upacara ngarak padi dengan réngkong, dan memasukan padi ke dalam leuit atau lumbung, tanpa berkaitan dengan tradisi bercocok tanam berdasar tali tali paranti menurut masyarakat kasepuhan Sirnaresmi dan Ciptagelar, sérén taun tersebut hanya cangkang yang hampa isi.

Baca Juga: Evereld Pandu, Kompleks Pemakaman Belanda di Kota Bandung

Sérén taun local wisdom masyarakat adat, pola bertani ramah lingkungan, dan membumi. Dari mulai benih, pupuk, pembasmi hama produk sendiri, tak tergantung pada   produk luar, tanahnya sehat, petaninya kuat. Padinya, berasnya tak dijual, disimpan di lumbung, stok beras melimpah ruah, ketahanan pangan terjaga.

Ini kearifan lokal yang mengingatkan kita agar tak tergantung pada yang lain, agar dapat menyimpan beras, demi hari esok, demi tercukupinya kebutuhan pangan yang mendasar.

(Mas Nana Munajat Dahlan/Pemerhati Seni Budaya Tradisional Jawa Barat)***

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x