Pasca-Brexit dan Pandemi Covid-19, Terbuka Peluang Pengusaha Indonesia Pasarkan Produk ke Inggris

- 20 Februari 2021, 15:26 WIB
Ilustrasi perdagangan.
Ilustrasi perdagangan. /pixabay/mrcolo

PORTAL BANDUNG TIMUR -  Di tengah kondisi pasca-Brexit dan pandemi Covid-19 pelaku usaha produk kopi, teh, dan kakao Indonesia ditantang mampu memanfaatkan peluang ekspor ke Inggris. Tantangan produk kopi, teh dan kakao Indonesia, belum maksimalnya inovasi serta ketatnya persyaratan keamanan pangan (food safety), kontaminan makanan (food contaminants), serta pelabelan dan pengemasan (labeling and packaging).

Hal tersebut terungkap pada pertemuan bisnis virtual dengan tema ‘Post Brexit: Strategi Peningkatan Ekspor Produk Kopi, Teh dan Kakao ke Inggris’yang diselenggarakan Kementerian Perdagangan.“Ini merupakan bentuk kolaboratif, adaptif, kreatif dan positif di tengah tantangan perubahan zaman di masa pandemi,” ujar Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris Desra Percaya.

Disampaikan Desra Percaya, Brexit menjadi salah satu tantangan perdagangan Indonesia di Inggris selain pandemi Covid-19 yang belum kunjung usai. “Tantangan ini harus dipandang sebagai peluang dan setiap transisi serta perubahan harus dikawal secara dekat, dikelola, dan dimanfaatkan bagi kepentingan nasional,” ujar Desra Percaya.

Baca Juga: Liga Prancis, Memphis Depay Ciptakan Kemenangan Bagi Lyon

Dikatakan Desra Percaya, Inggris saat ini berencana menerapkan aturan due diligence untuk tujuh komoditas kunci, kedelai, minyak kelapa sawit, kayu, pulp dan kertas, daging dan kulit sapi, karet, serta kakao. Hal ini  guna memastikan rantai pasokan komoditas tersebut tidak berkontribusi pada deforestasi.

“Untuk itu sinergi pemerintah dan pelaku usaha sangat penting untuk bekerja sama agar ekspor komoditas unggulan Indonesia, seperti kopi dan kakao, tidak terhambat aturan due diligence maupun hambatan nontarif lainnya,” ujar Desra Percaya. 

Sementara Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kasan, di Inggris pengusaha Indonesia dapat bersaing dalam pemasaran kopi, teh dan kakao. “Tiga jenis produk, kopi, teh dan kakao menjadi produk tren konsumsinya dan tetap menunjukkan peningkatan di masa pandemi,” ujar Kasan.

Baca Juga: Ikan Langka Khas Kepri ditemukan di Pantai Pulai Bungkuk Riau Dalam Kondisi Mati

Namun ditengah besarnya peluang pengusahan Indonesia di pasar Inggris pasca-Brexit, menurut Kasan, saat ini juga terdapat beberapa tantangan yang dihadapi para pelaku usaha kopi, teh dan kakao Indonesia dalam mengekspor produknya.

“Selain hambatan tarif, beberapa hambatan nontarif yang juga perlu diperhatikan. Diantaranya isu berkelanjutan (sustainability), lingkungan, serta story telling atau filosofi dari produk yang dipasarkan,”ujar Kasan.

Untuk produk kopi menurut Kasan,tantangan yang dihadapi adalah adanya permintaan sertifikasi perdagangan yang adil (fair trade), berkelanjutan, sistem ketelusuran (traceability), dan organik. Sedangkan untuk teh, hambatannya adalah kandungan kadar antraquinone daun teh melampaui ambang batas 0,02 mg per kilogram.

Lalu, hambatan untuk kakao Indonesia adalah kandungan kadar C admium masih melampaui ambang batas 0,5 ppm. “Tantangan secara umum untuk ketiga produk tersebut diantaranya belum maksimalnya inovasi serta ketatnya persyaratan keamanan pangan (food safety), kontaminan makanan (food contaminants), serta pelabelan dan pengemasan (labeling and packaging),”jelas Kasan.

Baca Juga: Andi Rio, Jangan Sampai Citra Polri Kembali Buruk Karena Kasus Narkoba Kapolsekta Astana Anyar

Pada 2020, total perdagangan Indonesia-Inggris mencapai USD 2,23 miliar.  Pada periode tersebut, ekspor Indonesia ke Inggris tercatat sebesar USD 1,28 miliar, sedangkan, impor Indonesia dari Inggris tercatatsebesar USD 956,39 juta, dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia terhadap Inggris surplus sebesar USD 327 juta.

Adapun komoditas ekspor utama Indonesia ke Inggris di antaranya produk sepatu, produk kayu, tekstil dan produk tekstil, minyak sawit, kopi, sepeda, serta ban dan kertas. Sedangkan, produk impor dari Inggris antara lain obat, ferrous scrap, bagian-bagian mesin, bagian elektronik untuk telepon, otomotif, dan mesin pengolah data. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x