"Melihat kondisi tersebut, kami sengaja membuat inovasi baru dalam membatik namun cepat dalam proses produksinya. Ya menggunakan pendulum inilah yang kita ciptakan, makanya disebut Batik Pendulum Arts," tambahnya.
Baca Juga: Irjen ferdy Sambo Segera Jalani Sidang Komisi Kode Etik dan Profesi Polri
Walaupun menggunakan pendulum sebagai media membetik (canting), Komarudin tetap menggunakan lilir cair atau malam sebagai media untuk menuangkan ide kreatifnya di atas helai kain. Pendulum yang berisi lilin kemudian diayun sehingga menghasilkan goresan lilin di atas kain. Sesekali, Komarudin menyentuh dan menggeser ayunan pendulum untuk menghasilkan goresan yang diinginkan.
Dan yang disebut batik adalah menggunakan media lilis panas untuk membuat sebuah motif batik. Inilah yang dipertahankan Komarudin bersama keluarganya.
Untuk menghasilkan karya batik pendulum yang lebih unik, Komarudin terkadang menggunakan tiga sampai empat pendulum dengan kerumitan yang ada, namun menghasilkan karya yang sangat epik dan indah.
Komarudin pun terkadang menambahkan metode canting atau dikenal batik tulis dalam inovasi batik pendulumnya. Hasilnya di luar dugaan, lebih indah dan elegan serta tidak meninggalkan ketradisionalan batik.
Baca Juga: Kasat Narkoba Polres Karawang Ditangkap Kasus Narkoba, Ini Kata Kompolnas
"Itu sebuah inovasi (batik pendulum), tapi saya tidak mau meninggalkan batik tradisional, yakni batik tulis. Paduan metode atau teknik batik tulis dengan pendulum hasilnya cukup bagus dan banyak dipesan, walaupun baru dilaunching," katanya.
Komarudin mengaku menggunakan pendulum dalam membatik banyak mengalami kendala, seperti tali kasur untuk menggantung pendulum yang sering melilit atau berputar ke arah balik. Begitu pun menggunakan tali plastik, yang sering terbuka simpul tali plastiknya.