Menurut catatan, berdirinya wanawisata ini berawal dari kecintaan masyarakat setempat untuk menyelematkan lingkungan karena tempatnya sering digunakan penggemar off roader illegal yang kerap diketahui merusak lingkungan hutan.
Berdasarkan kesepakatan, akhirnya dibangunlah wanawisata yang kemudian diberi nama Kampoeng Ciherang serta diresmikan pertengahan Februari2017 oleh Elan Berlian, Kepala Divisi Regional Direktorat Perum Perhutani Jawa Barat dan Banten. Untuk pembangunan dan pengelolaannya, pihak PT Perhutani sengaja menggandeng Lembaga Masyarakat Desa Hutan(LMDH) dan investor .
Ada banyak fasilitas di wanawisata ini. Sekedar menyebut outbond, mini motocross, wahana air, persewaan kuda tunggang, rumah pohon, areabermain anak, selfie spot, dan gazebo.
Sementara bagi yang menyukai tanaman atau hewan peliharaan, di sinijuga terdapat wahana Taman Bunga, Taman Burung, Taman Kelinci dan Taman Kupu-kupu.
“Nah, karena lengkapnya fasilitas tersebutlah, Kampoeng Ciherang tetap jadi tujuan warga berpiknik. Mereka, bukan hanya warga Sumedang dan sekitarnya saja, tetapi juga warga dari kabupaten dan kota lain seperti Bandung, Bogor, Sukabumi, bahkan Jakarta segala," ujar Yayang.
Saat ada kebijakan penutupan tempat pariwata, Kampoeng Ciherang sempat tutup sesuai arahan Pemkab Sumedang. Pengunjung pun tidak ada sama sekali. Namun kini, setelah ada pelonggaran dan tempat wisata boleh buka, pelan-pelan wanawisata Kampoeng Ciherang menggeliat kembali. (ap.sutarwan)***