PBB Diminta Bersikap Terhadap Nasib Rakyat Myanmar

- 28 Februari 2021, 11:00 WIB
Aksi pasukan militer militer Myanmar terhadap gelombang protes yang dilakukan warga negara .
Aksi pasukan militer militer Myanmar terhadap gelombang protes yang dilakukan warga negara . //REUTERS/Stringer

“Sayangnya, rezim saat ini meminta saya untuk menunda kunjungan. Sepertinya mereka ingin terus melakukan penangkapan besar-besaran dan memaksa orang untuk bersaksi melawan pemerintah NLD. Ini kejam dan tidak manusiawi, ” ujar Schraner Burgener.

Disampaikan Schraner Burgener pasca kudeta militer, Myanmar sebagian besar dilumpuhkan oleh protes berminggu-minggu dan kampanye pembangkangan sipil terhadap militer. Sementara panglima militer, Jenderal Min Aung Hlaing, mengatakan pihak berwenang menggunakan kekuatan minimal selama protes, tiga pengunjuk rasa dan satu polisi tewas.

"Jika ada peningkatan dalam hal tindakan keras militer - dan sayangnya seperti yang telah kita lihat sebelumnya di Myanmar -terhadap orang-orang yang menggunakan hak-hak dasarnya, mari kita bertindak cepat dan kolektif," kata Schraner Burgener.

Dikatakan Schraner Burgener, tentara telah menjanjikan pemilihan, tetapi belum memberi tanggal. “Penting bagi komunitas internasional untuk tidak memberikan legitimasi atau pengakuan kepada rezim ini,” tegas Schraner Burgener.

Sementara  António Guterres  berjanji memobilisasi cukup banyak tekanan internasional, untuk memastikan kudeta ini gagal. Dewan keamanan telah menyuarakan keprihatinan atas keadaan darurat tersebut, tetapi berhenti mengutuk kudeta tersebut.

Baca Juga: Dede Yusuf , Belajar Tatap Muka di Sekolah Harus Melaksanakan Prokes Covid-19 yang Ketat  

Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Linda Thomas-Greenfield, menegaskan agar setiap negara tidak memberikan toleransi kekerasan yang dilakukan militer terhadap rakyat Myanmar.

“Kami mendesak setiap negara anggota di sini hari ini untuk menggunakan saluran apa pun yang tersedia untuk memberi tahu militer bahwa kekerasan terhadap rakyat Myanmar tidak akan ditoleransi. Bersama-sama kita semua menunjukkan kepada orang-orang Myanmar bahwa dunia sedang menonton. Kami mendengar mereka dan kami berdiri bersama mereka,” tegas Linda Thomas. (heriyanto)***

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah