Human Rights Watch, Sudah Dua Dekade Amerika Serikat TIdak Kunjung Beri Kompensasi Tahanan di Irak

- 27 September 2023, 23:50 WIB
Human Rights Watch pastikan Amerika Serikat gagal beri kompensasi terhadap 100 ribu tahanan di penjara yang dikelola Amerika Serikat.
Human Rights Watch pastikan Amerika Serikat gagal beri kompensasi terhadap 100 ribu tahanan di penjara yang dikelola Amerika Serikat. /Pixabay/

“Dua tentara Amerika, satu laki-laki dan satu perempuan, memerintahkan kami untuk telanjang. Mereka menumpuk kami sebagai tahanan di atas satu sama lain. Saya adalah salah satunya,” kata Al-Majli.

Al-Majli mengatakan bahwa pasukan Amerika Serikat menahannya ketika dia mengunjungi kerabatnya di provinsi Anbar pada tahun 2003. Ketika terjadi penangkapan terhadap pria tua dan anak laki-laki di desa tempat dia tinggal.

Setelah ditahan selama beberapa hari di pangkalan militer Habbaniya dan di lokasi yang tidak diketahui di Irak, pasukan Amerika Serikat memindahkan Al-Majli ke penjara Abu Ghraib. “Saat itulah penyiksaan dimulai. Mereka mengambil pakaian kami. Mereka terus-menerus mengejek kami sementara mata kami ditutup dan kepala kami ditutup. Kami sama sekali tidak berdaya. Saya disiksa oleh anjing polisi, bom suara, tembakan tajam, dan selang air,” katanya.

Human Rights Watch menurut Sarah Yanger,  kisah penahanan di Abu Ghraib dapat dipercaya dan bahwa Al-Majli memberikan bukti yang menguatkan. Termasuk kartu identitas tahanan dengan nama lengkap, nomor narapidana dan blok sel, yang menurutnya dikeluarkan oleh pasukan Amerika Serikat di Abu Ghraib setelah mengambil fotonya, pemindaian iris mata dan sidik jari.

Baca Juga: Di Laut China Selatan, Pesawat Tempur Angkatan Udara China Bermanuver di Depan Peswat Amerika Serikat

Al-Majli juga menunjukkan kepada Human Rights Watch sebuah surat yang diperolehnya pada tahun 2013 dari Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia Irak. Sebuah badan pemerintah dengan mandat untuk melindungi dan memajukan hak asasi manusia di Irak, yang mengkonfirmasikan penahanannya di penjara Abu Ghraib, termasuk tanggal penangkapannya dan mencantumkan nomor narapidana yang sama dengan kartu identitas narapidana.

Selama dua dekade, dia telah meminta kompensasi dan permintaan maaf atas pelecehan yang dialaminya. Dia meminta bantuan dari Asosiasi Pengacara Irak dan Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia Irak tetapi mereka tidak dapat membantu. Dia mengatakan bahwa dia tidak tahu bagaimana cara menghubungi militer Amerika Serikat dan mengajukan klaim.

Human Rights Watch menulis surat ke Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada bulan Juni 2023 untuk menguraikan kasus Al-Majli. Juga meminta informasi mengenai kompensasi bagi para penyintas penyiksaan di Irak. Tidak ada tanggapan yang diterima.

“Menteri Pertahanan dan Jaksa Agung AS harus menyelidiki tuduhan penyiksaan dan penganiayaan lainnya terhadap orang-orang yang ditahan oleh Amerika Serikat di luar negeri selama operasi pemberantasan pemberontakan terkait dengan Global War on Terrorism (Perang Global Melawan Terorisme),” tegas Sarah Yager.

Ditegaskan Sarah Yanger, pihak berwenang Amerika Serikat harus memulai penuntutan yang tepat terhadap siapa pun yang terlibat, apa pun pangkat atau posisi mereka. “Amerika Serikat harus memberikan kompensasi, pengakuan, dan permintaan maaf resmi kepada para penyintas pelecehan dan keluarga mereka,” tegas Sarah Yanger.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno

Sumber: Arab News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah