Gunung Merapi Sudah 1,5 Tahun Beraktivitas, Terakhir Terjadi 94 Kali Gempa Guguran

- 22 September 2022, 06:00 WIB
Pantauan kondisi kubah Gunung Merapi periode September 2022.
Pantauan kondisi kubah Gunung Merapi periode September 2022. /Sumber : Instagram @bpptkg/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah telah berlangsung 1,5 tahun. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG)  terus melakukan pengamatan secara periode aktivitas erupsi efusif Gunung Merapi.

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso dalam keterangannya persnya sebagaimana di kutip dari instagram @bpptkg mengatkan bahwa Gunung Merapi telah mengalami erupsi efusif selama lebih dari 1,5 tahun. Hingga saat ini aktivitas vulkanik masih tinggi, hal tersebut terlihat dari jumlah gempa harian dan deformasi yang masih terus terjadi.

Pada periode bulan Agustus 2022, tercatat peningkatan jumlah gempa vulkanik dalam yang cukup signifikan dengan rata-rata 33 kejadian perhari. Bahkan, sepanjang awal September 2022, tercatat beberakali terjadi gempa tremor harmonik di Gunung Merapi.

Baca Juga: Siberut Kepulauan Mentawai Sumatera Barat Masih Akrab di Guncang Gempa Bumi

Peningkatan teramati selama periode Selasa 20 September 2022 antara pukul 00.00 hingga 24.00 WIB,  Gunung Merapi mengalami 94 kali gempa guguran.  “Selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat 38 kali gempa vulkanik dalam, empat gempa vulkanik,” terang Agus Budi Santoso dalam tayangan video instagram @bpptkg, Rabu 21 September 2022.

Dikatakan Agus Budi Santoso, Gunung Merapi mengalami 2 kali gempa frekuensi rendah dan  24 kali gempa fase banyak. Selain itu juga mengalami 2 kali gempa tektonik dan empat kali gempa embusan.

Berdasarkan pengamatan visual, tampak asap berwarna putih keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas sedang dengan ketinggian sekitar 75 meter di atas puncak. Pada periode pengamatan itu, tercatat satu kali guguran lava ke luar dari gunung itu dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter ke arah barat daya.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencana Geologi, Agus Budi Santoso saat memberikan terkait aktivitas Gunung Merapi.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencana Geologi, Agus Budi Santoso saat memberikan terkait aktivitas Gunung Merapi.
Sementara untuk deformasi atau perubahan bentuk tubuh Gunung Merapi menurut Agus Budi Santoso, dilakukan berdasarkan pantauan BPPTKG menggunakan electronic distance measurement (EDM). Pada 20 September 2022, menunjukkan laju pemendekan jarak rata-rata 0,8 cm dalam tiga hari.

Berdasarkan hasil analisis morfologi pada periode 9 hingga 15 September 2022, dari Stasiun kamera Tunggularum, Deles5 dan Ngepos, tidak teramati adanya pertumbuhan pada kubah lava di bagian barat daya maupun bagian tengah Merapi. Volume kubah barat daya Merapi terhitung tetap sebesar 1.624.000 meter kubik, dan untuk kubah tengah sebesar 2.772.000 meter kubik.

“Hingga kini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level 3 atau Siaga. Guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer serta Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilo meter,” jelas Agus Budi Santoso. 

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x