Dwikorita, Gempa Bumi Cianjur Magnitudo 5,6 Dipicu Sesar Baru Dinamai Patahan Cugenang

- 8 Desember 2022, 21:50 WIB
Salah satu rumah warga korban gempa bumi magnitudo 5,6 di Desa Cugenang, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati sarankan 1.800 rumah di rekokasi.
Salah satu rumah warga korban gempa bumi magnitudo 5,6 di Desa Cugenang, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati sarankan 1.800 rumah di rekokasi. /Portal Bandung Timur/dani jatnika/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Peristiwa gempa bumi magnitudo 5,6 Senin 21 November 2022 dipicu pergeseran sesar baru bernama Patahan Cugenang. Area Patahan Cugenang luasnya mencapai 8,09 kilometer persegi di Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur disarankan untuk tidak dijadikan lahan pemukiman.

Dalam keterangannya kepada wartawan yang disampaikan secara virtual Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa pihaknya sudah menyampaikan saran kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur maupun Provinsi Jawa Barat. “Kami menyarankan agar area seluas 8,09 kilometer persegi untuk tidak dijadikan kawasan pemukiman warga,” ujar Dwikorita Karnawati, dalam keterangan persnya Kamis 8 Desember 2022.

Dikatakan Dwikorita Karnawati, berdasarkan hasil penelusuran, ditemukan ada patahan yang baru teridentifikasi melintasi Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur yang memicu gempa bumi magnitudo 5,6 pada Senin 21 November 2022 lalu. “Gempa gumi yang melanda wilayah Cianjur bermagnitudo 5,6 dipicu pergeseran sesar baru yang dinamakan Patahan Cugenang,” ujar Dwikorita Karnawati.

Baca Juga: Dipanggil KPK Hakim Agung Gazalba Sempat Mangkir, Akhirnya Dikenakan Rompi Oranye

Menurut Dwikorita Karnawati, penamaan Patahan Cugenang dikarenakan sesar tersebut melintasi wilayah Kecamatan Cugenang. "Ya, karena patahannya di wilayah Cugenang maka dinamakan Patahan Cugenang, patahan yang baru terbentuk atau ditemukan melintasi 9 desa di dua kecamatan dengan lintasan yang mengarah ke barat laut tenggara," terang Dwikorita Karnawati.

Patahan Cuugenang melintasi 9 desa di Kecamatan Cugenang yang meliputi Desa Cugenang, Desa Ciherang, Desa Ciputri, Desa Cibeureum, Desa Nyalindung, Desa Mangunkerta, Desa Sarampad, Desa Cibulakan, dan Desa Benjot. Sedangkan ujungnya di Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur.

“Zona berbahaya harus dikosongkan dari bangunan tempat tinggal. Namun demikian kawasan masih bisa dijadikan lahan pertanian, resapan, konservasi hingga objek wisata dengan catatan tanpa bangunan,” tambah Dwikorita Karnawati.

Baca Juga: Sadis, Ini Aksi YA (31) terhadap Balita GGM (2) Anak Kekasihnya

K"Untuk konsepnya ruang terbuka tanpa ada bangunan, sehingga ketika kembali terjadi gempa di titik yang sama tidak ada bangunan yang ambruk menimpa warga atau korban jiwa. Namun intinya di lahan tersebut terlarang dari bangunan," katanya.

Kawasan yang dilintasi Patahan Cugenang menurut Dwikorita Karnawati,  untuk konsepnya ruang terbuka tanpa ada bangunan. “Sehingga ketika kembali terjadi gempa di titik yang sama tidak ada bangunan yang ambruk menimpa warga atau korban jiwa, intinya di lahan tersebut terlarang dari bangunan," ujar Dwikorita Karnawati.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x