PORTAL BANDUNG TIMUR - Mendengar istilah Babancong bagi sebagian masyarakat awam akan sangat aneh. Pun demikian dengan anak-anak generasi sekarang ini, akan bertanya-tanya apakah itu Babancong? Sejenis makanankah? Nama tempat? Atau apa?
Tidak demikian halnya dengan warga Kabupaten Garut, atau setidaknya mereka yang lahir di kota berjuluk Kota Intan, ataupun yang pernah tinggal dan menetap di kota dengan makanan ikonik Dodolnya.
Babancong adalah nama sebuah bangunan yang terletak di Alun-alun Kabupaten Garut. Menjadi salah satu ikon yang tak terpisahkan dari kota ini.
Bangunan ini tidak hanya memiliki keindahan arsitektur yang khas, tetapi juga menjadi saksi bisu sejarah panjang Garut. Di bangun pada awal abad ke-19, Babancong telah menjadi pusat kegiatan sosial, politik, dan budaya Masyarakat Garut selama berabad-abad.
Baca Juga: Masjid Babussalam Kersamanah Garut, Rumah Angker Jadi Masjid Indah dan Megah Bergaya Timur Tengah
Bangunan Babancong di Alun-alun Garut merupakan contoh yang langka dari arsitektur kolonial Hindia Belanda yang masih lestari hingga saat ini dengan gaya arsitektur khas Eropa, bangunan ini memadukan sentuhan lokal Garut yang memperkaya keunikan desainnya ornamen-ornamen indah di sekitar bangunan ini menjadi daya tarik bagi para pengunjung yang ingin mengabadikan momen mereka di sana.
Babancong didirikan pada tahun 1822 dan merupakan salah satu contoh penting dari arsitektur kolonial Hindia Belanda di Garut ujar Bapak Santoso dia mengungkapkan, "Babancong memiliki gaya arsitektur yang khas dengan pengaruh Eropa, terutama dalam tatanan dan ornamen bangunannya namun, terdapat sentuhan lokal Garut yang memberikan ciri khas tersendiri."ujar Bapak Susanto
Babancong juga memiliki peran penting dalam kehidupan sosial dan politik Garut. "Bangunan ini dahulu sering digunakan sebagai tempat pertemuan masyarakat untuk musyawarah, mengadakan perayaan, serta menjalankan kegiatan politik. Hal ini membuat Babancong menjadi titik fokus bagi kehidupan masyarakat Garut pada masa itu," cerita Bapak Santoso.
Baca Juga: Edukasi Lingkungan dan Kearifan Lokal di Festival Ngubek Beber di Cikelet Garut
Selama beberapa dekade terakhir, Babancong telah mengalami beberapa kali renovasi. namun sangat menekankan pentingnya mempertahankan keaslian bangunan ini. "dalam proses renovasi, kami selalu berusaha untuk memperbaiki kerusakan dan mempertahankan karakteristik asli Babancong. Kami bekerja sama dengan ahli sejarah dan arsitektur untuk memastikan bahwa setiap langkah yang diambil berada dalam batas yang sesuai dengan nilai sejarahnya."kata Bapak Santoso