Baca Juga: Maman Abdurahman Ramaikan Youth Juggling Competition
‘Der Zerbrochene Krug’ karya Bernd Heinrich Wilhelm von Kleist asal Oder Frankfurt Jerman menceritakan konplik yang terjadi dipedesaan Jerman. Sementara (Alm) Suyatna Anirun, mengadaptasikannya lewat ‘Jambangan Yang Pecah’ dengan suasana disalah satu pedesaan kecil di Kuningan Jawa Barat.
Namun, pengadaptasian naskah mampu di interprestasikan dan juga dipresentasikan lewat gaya yang sangat lugas dan mudah dicerna. Belum lagi kekuatan ‘Jambangan Yang Pecah’ juga ada pada tata artistik panggung yang dipulas perupa Diyanto.
Semisal saat adegan Kuwu Adam berdialog dengan Ulis diteras rumah,penataan teras rumah yang lengkap dengan dua pilar rumah layaknya rumah pembesar di pedesaan menjadi nilai tambah.
Baca Juga: Drama Korea Search, Kisah Pasukan Khusus Militer
Baca Juga: Saksikan Stray Kids dan GOT7 Rayakan Ulang Tahun Shopee Dalam TV Show Shopee 12.12 Birthday Sale!
Belum lagi dengan ornamen teras yang dihiasi lampu gantung antik dan sepasang kursi berukir serta lukisan dinding semakin menguatkan cerita. Saat adegan beralih di Bale Desa selain kursi kerja lengkap dengan perabotannya, juga kursi panjang untuk warga yang mengadu atau ada urusan dengan pemimpin mereka, penonton sudah dapat menterjemahkan bahwa kegaduhan sedang terjadi di Bale Desa.
Naskah ‘Der Zerbrochene Krug’ sudah ratusan kali dipentaskan dan juga diadaptasi oleh para seniman teater. Demikian pula halnya di tanah air, lewat ‘Jambangan Yang Pecah’, sudah tidak terhitung berapakali dipentaskan.
Namun setiap kali dipentaskan, tidak pernah mendatangkan kebosanan. Bahkan kelakar dan tingkah para pemainnya selalu mengundang tawa.
Baca Juga: 480 Jafung Kabupaten Kuningan Dilantik Secara Virtual