Menikmati Aroma Ragam Budaya Batik di Museum Tekstil

- 11 Agustus 2021, 13:00 WIB
Salah satu sudut ruang pamer Museum Tekstil di Jalan Aipda KS. Tubun No.2-4 RT.4/RW.2, Kota Bambu Selatan, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat.
Salah satu sudut ruang pamer Museum Tekstil di Jalan Aipda KS. Tubun No.2-4 RT.4/RW.2, Kota Bambu Selatan, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat. /Foto : Istimewa

PORTAL BANDUNG TIMUR - Warisan budaya Nusantara yang ditinggalkan oleh nenek moyang, yang sampai saat ini masih tetap dilestarikan keberadaannya adalah budaya batik. Batik selain menjadi kebanggaan Indonesia, keberadaanya juga sudah diakui oleh UNESCO.

Sebagai warisan budaya yang diakui oleh Internasional. Sebagai masyarakat Indonesia kita selayaknya harus menjaga dan melestarikan warisan budaya batik yang ditinggalkan generasi terdahulu.

Ibukota Indonesia, tepatnya di Jakarta bagian barat ada sebuah museum yang merupakan cagar budaya yang mengoleksi beragam batik yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Beralamat di Jalan Aipda KS. Tubun No.2-4 RT.4/RW.2, Kota Bambu Selatan, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat.

Baca Juga: Jadi Rujukan Pemilu 2024, Kesuksesan Pemilu 2019 dan Pilkada 2020

Museum ini bernama Museum Tekstil, yang lokasinya tepat berada di seberang Kali Ciliwung. Berdekatan dengan kawasan pasar Tanah Abang yang merupakan pusat grosir baju termurah di Jakarta.

Tidak terlalu jauh untuk wilayah Jabodetabek, lokasi Museum Tekstil ini ternyata hanya menghabiskan waktu 1 jam perjalanan. Wajah kota Jakarta yang modern memunculkan perasaan takjub akan kemegahan kota ini, gedung-gedung bertingkat dan taman-taman kota semakin mempercanti paras ibukota Indonesia.

Suasana terik selama berada di Jakarta juga menemani perjalanan wisata menuju Museum Tekstil. Namun rasa ingin tahu mampu melawan suasana panas.

Sejarahnya, bangunan megah dengan gaya arsitektur Hindia Belanda ini awalnya merupakan vila milik warga negara Perancis pada awal abad ke-19. Kemudian di tahun 1945, bangunan ini dijadikan sebagai markas besar Barisan Keamanan Rakyat (BKR) pada masa revolusi fisik.

Baca Juga: Rahasia Warga Desa Cihideung Tidak Parah Terkena Covid-19

Pada tahun 1972 bangunan ini ditetapkan sebagai bangunan bersejarah yang dilindungi undang-undang monumen (Monumenten Ordonantie). Pada tanggal 28 Juni 1976 bangunan bersejarah ini kemudian diresmikan oleh Ibu Tien Soeharto untuk dijadikan sebagai museum tekstil.

Sesaat setelah mendatangi museum ini, ada daya tarik yang dimiliki museum ini untuk dikunjungi. Selain disambut ramah oleh petugas museum, petugas museum juga memberikan sekilas informasi tentang museum tekstil kepada pengunjung.

Beragam koleksi batik dari berbagai daerah di Indonesia ada di Museum Tekstil ini. Saya sebagai pengunjung juga dapat mencoba membatik sesuai dengan motif yang diinginkan. Selain itu ada perpustakaan juga untuk menambah wawasan mengenai macam-macam batik di Nusantara.

Dari Jauh terlihat halaman Museum Tekstil ini dikelilingi oleh pepohonan yang asri membuat wisatawan dapat merasakan suasana tenang dan damai ditengah hiruk pikuk kota Jakarta. Harga tiket masuk museum tekstil ini bisa dibilang terjangkau hanya Rp. 5,000 dan kita bisa meminta didampingi oleh pemandu tur untuk memandu perjalanan wisata kita selama berkeliling di Museum Tekstil.  

Baca Juga: Airlangga Hartarto, Jepang Masih Jadi Mitra Sangat Pentng Bagi Indonesia

Ketika memasuki gedung pamer utama Museum Tekstil, terlihat keadaan museum yang sangat bersih dan terawat membuat kami nyaman untuk dapat menikmati berbagai koleksi yang diperlihatkan museum tekstil. Pada langkah kaki yang berikutnya, kita disuguhkan dengan beraneka ragam corak dan warna kain batik dari berbagai daerah di Indonesia.

Ada kain panjang dari Yogyakarta, selendang batik Besure dari Bengkulu, batik tulis Adumanis dari Garut, batik tulis Sayut dari Jawa Timur, ada kain Geringsing dari Bali, dan masih banyak lagi.

Setiap motif-motif batik yang dipajang di Museum Tekstil ini ternyata mempunyai maknanya masing-masing, contohnya adalah motif yang ada di Kain Panjang dari Yogyakarta, motif ini mempunyai makna agar sorang raja atau pemimpin selalu hati-hati dan dapat mengendalikan diri di berbagai situasi.

Disamping gedung pamer utama Museum Tekstil, ada gedung galeri batik yang menyimpan berbagai koleksi dari berbagai daerah di Indonesia. Seperti dari daerah Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur, Madura, dan lain-lain. Selain mengoleksi kain batik, gedung galeri batik juga mengoleksi alat-alat untuk membatik seperti canting tulis, motif-motif cap batik, kompor minyak, wajan, dan bahan-bahan pewarna batik.

Baca Juga: West Java Contemporary Dance Festival 2021, Menjaga Spirit Seniman Tari Jawa Barat

Dibelakang gedung galeri batik, ada gedung pendopo batik yang sering digunakan oleh wisatawan untuk belajar membatik. Disini, wisatawan bisa membatik sesuai dengan motif yang diinginkan. Dikelilingi dengan pepohonan yang rindang membuat suasana di gedung pendopo batik ini semakin damai dan tentram.

Dibagian belakang halaman museum, ada ruang pengenalan wastra yang bersebelahan dengan perpustakaan. Ruangan pengenalan wastra ini adalah ruangan koleksi alat tenun dari berbagai daerah di Indonesia dari mulai alat tenun tradisional hingga modern. Ruangan ini juga berisikan pengetahuan tentang bahan baku kain tradisional.

Sangat menarik telah mengunjungi museum tekstil yang ada di Jakarta. Dengan berdirinya museum tekstil ini diharapkan masyarakat Indonesia terutama dikalangan anak muda untuk mencintai dan melestarikan budaya batik yang merupakan warisan budaya bangsa Indonesia. (faris Asyraf widiantoro)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah