Maksuba, Kue Khas Bumi Sriwijaya Dihadirkan Diah Memuaskan Rasa Kangen Warga Palembang di Bandung

6 Juli 2023, 03:32 WIB
Maksuba kue khas Bumi Sriwijaya Palembang, yang wajib hadir di setiap hari besar Islam. /Portal Bandung Timur/m. sofwan/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Kue basah Maksuba identik dengan masyarakat Bumi Sriwijaya atau Kota Palembang. Kue khas yang selalu hadir disetiap hari-hari besar, seperti halnya Hari Raya Idul Fitri.

Bagi warga asli Palembang ataupun kelahiran Palembang yang berada di Kota Bandung tentunya akan sangat rindu akan kue Maksuba bila Lebaran tiba. Bagi mereka yang bisa membuatnya tentu tidak menjadi masalah, tapi tidak demikian bagi yang tidak bisa membuatnya, kehadiran Maksuba tentu sangat dirindukan.

Karena keinginan untuk memuaskan warga Palembang yang ada di Kota Kembang Bandung itulah, Diah seorang ibu berusia 52 tahun membuatnya. Diantara kesibukannya sebagai karyawan swasta yang tinggal di Cangkuang Kabupaten Bandung menjadikan kue Maksuba sebagai penghasilan sampingan.

Baca Juga: Comring Cisompet Garut, Makanan Khas yang Mulai di Cari Karena Kerenyahannya

“Maksuba itu pembuatannya 8 jam bahkan lebih kalau dihitung dari awal proses pembuatan sampai akhir. Karenanya kue Maksuba  dianggap istimewa karena proses pembuatannya yang lama dan menguji kesabaran,” cerita Diah.

Menurut Diah, kue Maksuba dihidangkan dalam perayaan hari besar salah satunya Lebaran. Kue ini berbahan dasar 30 butir telur, mentega, kental manis dan gula pasir.

Bisa juga ditambahkan kismis atau sukade sebagai pelengkap. Karena banyaknya telur yang digunakan dan tanpa menggunakan terigu. “Sebagian orang kurang menyukai kue ini karena berbau anyir,” tambah Diah.

Baca Juga: Roti Sidodadi; Melampaui Zaman Kelezatan Tetap Terjaga

Tentang kemahirannya membuat kue Maksuba khas Palembang, Diah mengaku sudah lebih dari 20 tahun bahkan ketika usia SD telah membantu sang ibu untuk membuat Maksuba. “Dulu pas SD sudah bantu si mamah bikin maksuba kayak cuci telur, dan keterusan hingga hari ini masih membuat Maksuba jika ada yang memesan,” tutur Diah. 

Untuk membuat Maksuba olahannya, Diah  mendapatkan resep Maksuba langsung dari ibunya dan ibunya mendapatkan dari  neneknya. “Jadi bisa di bilang resep Maksuba ini resep turun temurun atau resep buhun dari Eyang,” ujar Diah.

Ibu dari Diah ini merupakan keturunan asli Bumi Sriwijaya Palembang.“Jadi keluarga memang punya darah Palembang dari Emak Rohmah nenek saya,” ucap Diah.

Terbuat dari banyak telur membuat Kue Maksuba terasa lembut di mulut.
Tentang kue Maksuba Emak Rohman pernah diulas salah satu media tahun 2021 dengan judul “Kue Maksuba Warisan Masa Lampau Yang Berpotensi Sebagai Daya Tarik Wisatawan”.  “Artikel tersebut menjelaskan tentang sejarah, filosofi, proses pembuatan, dan perkembangan Maksuba sekarang,” cerita Diah bangga. 

Filosofi Maksuba dalam artikel itu adalah sebagai sebuah penghormatan bagi tamu yang datang ke rumah. Hal itu karena proses pembuatan maksuba yang cukup sulit dan melelahkan.

Kemudian nilai filosofi lain,  sebagai sebuah tanda bagi wanita bahwa dia telah melewati uji  kelayakan untuk menikah. Maka, maksuba buatan wanita itu akan menjadi salah satu barang hantaran dalam pernikahan.

Baca Juga: Ingat Lengko Ayam Cigugur Pangandaran, Ingat Enin Onisah

Kini Diah menerapkan resep Emak Rohman neneknya di Kota Bandung. Untuk setiap loyang kue Maksuba dihargai Rp320.000 hingga Rp420.000. “Tapi tergantung ukuran yang dipesan, pembeli bisa menyesuaikan Maksuba sesuai selera mereka tentu harganya akan berbubah dari harga normal,” ujar Diah.

 Kemampuan Diah dalam membuat kue Maksuba kini secara bertahap mulai diwariskan ke anak-anaknya. Seperti hal yang sama pernah Diah dapatkan semasa kecil dulu dari ibunya.

Bagi  Diah membuat maksuba adalah sebuah kebanggaan. Kebanggaan dalam menjaga tradisi leluhur yang diwariskan turun temurun hingga hari ini. Juga kebanggan bisa menyelesaikan pekerjaan berat dan jenuh. (M. Sofwan)*** 

Editor: Heriyanto Retno

Tags

Terkini

Terpopuler