Rumah Sakit Shifa Gaza Selama Dua Hari di Serbu Pasukan Zionis Israel

- 16 November 2023, 21:01 WIB
Video yang dirilis Israel Defense Forces menunjukan pasukan militer Israel tengah melakukan serangan di sekitar Rumah Sakit Shifa di Gaza sejak Rabu 15 November 2023.
Video yang dirilis Israel Defense Forces menunjukan pasukan militer Israel tengah melakukan serangan di sekitar Rumah Sakit Shifa di Gaza sejak Rabu 15 November 2023. /Tangkapanlayat YouTube 4News/

PORTAL BANDUNG TIMUR – Dua gelombang serangan di lakukan tentara Zionis Israel ke Rumah Sakit Al Shifa di Kota Gaza dikutuk sejumlah negara. Banyak beredar rekaman video dan foto-foto menunjukan mayat-mayat bayi masih bersimbah darah di Lorong rumah sakit dan warga menggotong korban anak-anak.

Serangan pertama dilakukan tentara Zionis Israel ke Rumah Sakit Al Shifa di Kota Gaza hanya selang 24 jam Rabu 15 November 2023 pagi dan tentara sempat mundur. Namun pada Kamis 16 November 2023 pagi kembali melakukan serangan dan masuk ke dalam rumah sakit.

Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip dari situs berita Arab News, tentara Zionis Israel menggeledah bagian bawah tanah rumah sakit pada hari Kamis 16 November 2023. Mereka menahan teknisi yang bertanggung jawab menjalankan peralatan medis.

Setelah mengepung Shifa selama berhari-hari, Israel menghadapi tekanan untuk membuktikan klaimnya bahwa Hamas menggunakan pasien, staf, dan warga sipil yang berlindung di sana untuk memberikan perlindungan bagi para pejuangnya. Tuduhan tersebut merupakan bagian dari tuduhan Israel yang lebih luas bahwa Hamas menggunakan warga Palestina sebagai tameng manusia.

Baca Juga: 50 orang Sandera Tewas 60 Lainnya Hilang di Reruntuhan Akibat Serangan Drone Zionis Israel

Munir Al-Boursh, seorang pejabat senior Kementerian Kesehatan Gaza di rumah sakit Shifa mengatakan bahwa selama berjam-jam, militer Zionis Israel menggeledah ruang bawah tanah dan bangunan lainnya. Termasuk yang menampung departemen darurat dan bedah, dan mencari terowongan di halaman tersebut.

Pasukan militer Zionis Israel menanyai dan memeriksa wajah pasien, staf dan orang-orang yang berlindung di fasilitas tersebut “Pasien, wanita dan anak-anak ketakutan,” ujar Munir Al-Boursh,seraya menambahkan bahwa dia tidak tahu apakah ada yang ditahan.

Sementara dalam keterangannya, militer Zionis Israel mengklaim  pasukannya membunuh empat militan di luar rumah sakit pada awal operasi. Namun selama pertempuran berhari-hari tidak ada laporan mengenai militan yang melepaskan tembakan dari dalam Shifa dan tidak ada laporan adanya pertempuran di dalam rumah sakit setelah pasukan Israel masuk.

Pihak militer mengatakan pihaknya melakukan operasi yang tepat dan tepat sasaran di area tertentu di rumah sakit tersebut. Dikatakan bahwa dalam operasinya tentara didampingi oleh tim medis yang membawa inkubator dan perlengkapan lainnya.

Baca Juga: Operasi Kontraterorisme Zionis Israel Bisa Masuk Katagori Kejahatan Perang

Sementara terkait dengan video yang dirilis militer dari dalam Rumah Sakit Shifa menunjukkan tiga tas ransel yang dikatakan ditemukan tersembunyi di sekitar laboratorium MRI, secara independen tidak dapat diverifiasi .Dikatakan telah diketemukan  senapan serbu, granat dan seragam Hamas, serta lemari berisi sejumlah senapan serbu tanpa klip amunisi tidak dapat diverifiasi bahwa video tersebut benar di rumah sakit dan senjata-senjata yang di klaim Israel ditemukan di dalam rumah sakit.

Terkait dengan rilis militer Israel tersebut, pejabat kesehatan Hamas dan Gaza menyangkal militan beroperasi di Rumah Sakit Shifa. Rumah Sakit Shifa yang merupakan rumah sakit terbesar mempekerjakan sekitar 1.500 orang dan memiliki lebih dari 500 tempat tidur.

Sementara terkait dengan nasib bayi prematur di rumah sakit menjadi perhatian khusus. Kementerian Kesehatan mengatakan 40 pasien, termasuk tiga bayi, telah meninggal sejak generator darurat Rumah Sakit Shifa kehabisan bahan bakar pada hari Sabtu.

Belum ada informasi langsung mengenai kondisi 36 bayi lainnya, yang menurut kementerian sebelumnya berisiko meninggal karena tidak ada listrik untuk inkubator.***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah