Tragedi Kanjuruhan Peringat 3 Dunia Suporter Tewas di Stadion Sepak Bola

- 2 Oktober 2022, 16:48 WIB
Bentrokan antara aparat keamanan dengan suporter Aremania yang masuk ke dalam lapangan pasca pertandingan Arema FC dengan Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur.
Bentrokan antara aparat keamanan dengan suporter Aremania yang masuk ke dalam lapangan pasca pertandingan Arema FC dengan Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur. /Tangkapan layar YouTube/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Tragedi pertandingan sepakbola Liga 1 Indonesia di Stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur yang menewaskan lebih dari 150 orang langsung tercatat di Football Tragedy World Disasters. Tragedi stadion Kanjuruhan mengalahkan jumlah korban di Stadion Hillsborough Inggris dengan 96 orang meninggal yang selalu dikenang.

Berdasarkan catatan World Disasters Hillborough Football Disaster, sejak tragedi Hillsborough Stadium 15 April 1989 yang menewaskan 96 orang suporter dan 400 orang terluka tercatat hanya tiga insiden kematian besar yang terjadi di dalam stadion. Yaitu di Guatemala pada tahun 1996 sebanyak 84 orang tewas dan 150 orang terluka, juga di Ellis Park Afrika Selatan tahun 2001 dengan 43 orang tewas dan 100 lebih terluka, kemudian di Stadion Accra di Ghana tahun 2001 yang menewaskan 125 orang dan 100 lebih terluka.

Bila melihat jumlah tersebut maka tragedi di Stadion Kanjuruhan dengan 150 orang lebih yang tewas dan 180 orang terluka menjadi kasus tertinggi kematian di stadion sepakbola. Tapi bila melihat data sejak pertamakali tragedi korban yang tewas di dalam stadion sepak bola tahun 1902 di Inbrox Glasgow yang menewaskan 26 orang dan 500 lebih terluka, tragedi Stadion Kanjuruhan berada di peringkat ke 3.

Baca Juga: Baim Wong Kembali Menuai Kecaman Netizen

Peringkat pertama kematian suporter di dalam stadion sepakbola saat mendukung tim kesayangannya terjadi di Lennin Stadium Luzhniki Moscow Rusia. Tragedi terjadi tahun 1982 saat Spartak Moscow Rusia bertemi HFC Haarlem Belanda di ajang Piala UEFA yang menewaskan 350 orang dan jumlah yang terluka tidak terpublikasikan.

Kemudian diperingkat kedua, tragedi di  EstadioNacional, Kota Lima, Peru tahun 1964. Liga Conmenbol yang mempertemukan Peru dengan Brazil menewaskan sedikitnya 318 orang dan 500 lebih penonton terluka di stadion yang memiliki kapasitas 53 ribu orang penonton.

Sementara tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur berada di peringkat ke 3 tragedi di dalam stadion epak bola dunia dengan 150 orang lebih yang meninggal dan 180 orang lebih yang terluka.

Berdasarkan catatan Hillborough Football Disaster, tragedi dengan jumlah penonton sepakbola yang meninggal lebih dikarenakan kepanikan setelah aparat keamanan mengambil tindakan tegas. Sementara untuk insiden bentrokan antar penonton atau suporter jumlah korban yang tewas belum pernah menyentuh angka 10 orang. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x