Waduh, Warga Kabupaten Bandung Hasilkan 1.268 Ton Sampah Per Hari

25 Januari 2022, 19:00 WIB
Ceceran sampah di Pasar Sehat Cileuyi, Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. /Portal Bandung Timur/neni mardiana/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Sampah di Kabupaten Bandung mencapai 1.268 ton sampah per hari yang dihasilkan masyarakat Kabupaten Bandung. Sementara yang terangkut ke tempat pembuangan akhir sampah 300 ton.

“Saat ini kemampuan Pemkab Bandung untuk mengangkut sampah baru mencapai 300 ton perhari, sementara produksi sampah mencapai 1.268 ton. Artinya, 23,6 persen yang tertangani dan 76,4 persen sampah masih belum tertangani karena terkendala armada,” terang Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung Asep Kusumah, kepada Portal Bandung Timur Selasa 25 Januari 2022 terkait permasalahan sampah di Kabupaten Bandung.

Dikatakan Asep Kusumah, penghitungan produksi sampah per hari itu mengacu pada kebijakan strategi daerah yang tertuang dalam Perbup Bandung nomor 68 tahun 2018 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Bahwa potensi per orang buang sampah antara 0,35 kilogram per hari.

Baca Juga: Kasus Omicron Masih Merangkak, Pemprov Jabar Tingkatkan Kesiagaan Hadapi Omicron

Dari jumlah penduduk Kabupaten Bandung sekitar 3,6 juta jiwa, armada pengangkut sampah yang idealnya sekitar 750 unit, saat ini hanya tersedia 109 unit.  “Selain keterbatasan armada, 31 kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung ini dilayani oleh 4 Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) pengelolaan sampah, yang masing-masing melayani 7-8 kecamatan,” terang Asep Kusumah.

Menurut Asep Kuumah, setiap harinya 109 armada hanya bisa mengangkut sampah 280-300 ton per hari. “Bukan itu saja kondisi TPA Sarimukti yang sudah overload, mengakibatkan antrian panjang truk pengangkutan sampah dari masyarakat se-Bandung Raya,” ujar Asep Kusumah.

Menurut Asep Kusumah, penghitungan produksi sampah per hari itu mengacu ke Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008. Potensi per orang buang sampah antara 0,8 sampai 0,7 kilogram per hari.

Baca Juga: Gunakan Iket Kepala Khas Jawa Barat, Masyarakat Adat Sunda Turut Mengecam Edi Mulyadi

Sementara itu terkait dengan tumpukan sampah di Pasar Sehat Cileunyi, pihaknya tengah melakukan koordinasi mengenai pengangkutan dan giat opsih yang bekerjasama dengan pengelola pasar.

Pengelolaan sampah di daerah tersebut, kata Asep Kusumah, ditangani oleh UPTD Pengelolaan Sampah Rancaekek dengan cakupan pelayanan 7 kecamatan yakni Nagreg, Cileunyi, Cilengkrang, Cimenyan, Rancaekek, Cicalengka dan Cikancung. Dengan 24 armada truk berkapasitas 6 kubik, pengangkutan di 7 wilayah tersebut diakui sering terhambat.

“Selain jarak TPS ke TPA Sarimukti cukup jauh, seminggu kami hanya bisa melakukan 4 kali penarikan sampah untuk 7 wilayah tersebut secara berkala. Saya pastikan petugas akan melakukan pengangkutan dan opsih setelah koordinasi dengan pengelola pasar,” ujar Asep Kusumah.

Baca Juga: Pudar, Etika Tata Krama Berbahasa di Kalangan Anak Muda

Sebagai upaya mengurangi sampah, pemerintah telah berkali-kali mengeluarkan program edukasi dan sosialisasi mengenai pengelolaan sampah, karena sesuai dengan amanat pada Undang Undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah pasal 12, bahwa setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga, wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan.

“Sampah ini tanggungjawab kita bersama, bukan pemerintah saja. Maka saya harap dengan kondisi saat ini, kesadaran bersama harus bangkit dan mengakar menjadi budaya sadar sampah hingga anak cucu,” pesannya.

Ditemui di tempat berbeda, Bupati Bandung Dadang Supriatna menegaskan, untuk menjalankan tanggungjawab tersebut, dibutuhkan komitmen dan perubahan pola pikir dan perilaku terhadap bagaimana mengelola sampah yang dihasilkan.

Baca Juga: Kota Cimahi Bersiap Hadapi Virus Corona Varian Omicron

Bupati Bandung mendorong masyarakat untuk menyadari, bahwa masalah sampah itu adalah masalah kita bersama. Dadang Supriatna mengajak masyarakat berkomitmen untuk bangkit, merubah pola pikir dan perilaku.

"Kalau masyarakat itu sudah punya nilai pikir bahwa sampah yang diproduksi oleh lingkungannya itu adalah bebannya sendiri bukan jadi beban orang lain. Maka tentu masing-masing akan berkontribusi mengurangi beban dan dampak dari sampah yang kita hasilkan," ungkap Bupati Dadang Supriatna.

Melalui program Bandung Bedas Bersih Sampah 2021–2026, lanjut Dadang Supriatna, upaya mendorong dan menumbuhkan kesadaran masyarakat, memotivasi, mengkolaborasi dan meningkatkan sinergitas pemerintah bersama masyarakat, terus dilakukan.

“Saya mengajak maril kita menguatkan komitmen, tekad dan niat mulia menjadi masyarakat yang berkontribusi untuk pembangunan,” pungkasnya. (neni mardiana)***

Editor: Heriyanto Retno

Tags

Terkini

Terpopuler