Baca Juga: TP-PKK Menggali Potensi Produk UMKM Sukmajaya
"Ketika masuk kawasan wisata, mereka mencuci tangan, pakai masker dan jaga jarak. Pengunaan masker merupakan kewajiban individu, setiap warga wajib memakai masker," ujarnya.
Ia juga berharap kepada Dinas Perhubungan dan Kepoisian untuk melakukan pengawasan kepada para wisatawan yang menggunakan mobil terbuka, khusunya para wisatawan yang merupakan keluarga.
"Di perjalanan, pengamatan saya masih ditemukan orang berkerumun," katanya.
Ia mengatakan, sampai saat ini di sektor pariwisata belum ada klaster. Jika terjadi hal yang tak diharapkan akan berdampak pada ekonomi.
Baca Juga: Uu Kusmana Jadi Ketua PABERSI, Abidin Drajat Jadi Ketua PBFI Kabupaten Kuningan
Baca Juga: Presiden Menghimbau Pemerintah Menggunakan Produk UMKM
Yosep pun berharap kepada para pengelola pariwisata untuk menggunakan sistem online dalam pembayaran masuk ke lokasi wisata. Hal itu untuk mengurangi penularan pandemi Covid-19, selain mengurngi kerumunan di lokasi masuk destinasi wisata.
"Untuk mengurangi kerumunan, setiap destinasi wisata harus ada satgas internal untuk melakukan pengawasan. Yang jelas di lokasi destinasi wisata harus membentuk satuan tugas protokol kesehatan, selain di hotel maupun restoran. Hal itu untuk memaksimalkan pengawasan, bukan hanya dilakukan dinas saja," ungkpnya.
Yosep mengatakan disaat pandemi Covid-19 ini, dunia pariwisata tak boleh mati karena akan berdampak sangat besar terhadap transfortasi, akomodasi, hotel, pertanian, kuliner dan perdagangan, serta ekonomi kreatif. (neni mardiana)***