Johan, Rencana Ekspor Beras ke Arab Saudi Harus Sejahterakan Petani

- 16 Agustus 2021, 07:00 WIB
Petani di Desa Galumpit Cileunyi Kabupaten Bandung tengah menjemur gabah. Rencana ekspor padi ke Arab Saudi diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani.
Petani di Desa Galumpit Cileunyi Kabupaten Bandung tengah menjemur gabah. Rencana ekspor padi ke Arab Saudi diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Indonesia mengalami surplus beras selama sepuluh tahun terakhir tapi masih kalah dibandingkan Thailand dan Vietnam. Rencana kebijakan ekspor beras ke Saudi Arabia harus berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani.

Demikian disampaikan Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan, menanggapi rencana ekspor beras pemerintah ke Saudi Arabia. “Kebijakan ekspor beras ke Saudi harus berdampak pula pada peningkatan kesejahteraan petani,” tegas Johan Rosihan saat dimintai pendapatnya oleh awak media.

Menurut Johan Rosihan, ekspor beras bisa mendorong peningkatan nilai ekspor pertanian karena komoditas ekspor nasional masih didominasi oleh komoditas perkebunan. “Saya berharap juga dengan ekspor ini gabah-gabah petani yang harganya anjlok belakangan ini dapat kembali normal dan mendapatkan harga yang pantas untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani,” ujar Johan Rosihan.

Baca Juga: Harga Tes PCR Mahal, Presiden Jokowi Minta Harga Tes PCR Dikisaran Rp450 Ribu

Dismapaikan Johan Rosihan, saat ini Indonesia memiliki 1.389.545 ton stok beras nasional berdasarkan data terakhir. “Angka ini, menunjukkan surplus beras pada masa tanam 1 sekitar 6 juta ton,” tegas Johan Rosihan.

Sementara proyeksi pemenuhan kebutuhan beras nasional 2021 menurut Johan Rosihan, meliputi proyeksi produksi beras sebesar 21,21 juta ton dan konsumsi beras sebesar 17,18 juta ton. Angka produksi-konsumsi sebesar 4,03 juta ton.

Baca Juga: Sang Saka Merah Putih Sepanjang 76 Meter Membentang di Sungai Cikijing Rancaekek

“Kegiatan ekspor beras secara khusus dan merdeka ekspor dari berbagai komoditas pertanian ini menunjukkan betapa tangguhnya sektor pertanian termasuk dalam masa pandemi ini. Semoga pemerintah membuka mata, agar menjadikan sektor ini sebagai ujung tombak peningkatan Ekonomi Nasional juga dukungan anggaran yang memadai," harap Johan Rosihan.

Dikatakan legislator dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) I, pada era pandemi, sektor tanaman pangan telah memainkan peran yang sangat penting karena hanya sektor pertanian yang memiliki pertumbuhan positif. “Namun anggaran pertanian terus berkurang setiap tahun, bahkan tahun 2020 lalu dipotong Rp7 triliun,” pungkas JOhan Rosihan. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x