Alasan Hamas Lakukan Operation Al Aqsa Storm ke Israel

- 9 Oktober 2023, 20:35 WIB
Asap dan api mengepul di wilayah pemukiman di Jalur Gaza setelah Israel melawan serangan Hamas pada Sabtu, 7 Oktober 2023.
Asap dan api mengepul di wilayah pemukiman di Jalur Gaza setelah Israel melawan serangan Hamas pada Sabtu, 7 Oktober 2023. /Reuters/Ashraf Amra  /

PORTAL BANDUNG TIMUR – Serangan yang dilancarkan sepanjang Sabtu 7 Oktober 2023 oleh militan Hamas respon terhadap blokade Gaza oleh pemerintah Zionis Israel selama 16 tahun. Faksi bersenjata Palestina akan memperluas pertempuran yang sedang berlangsung di Gaza hingga ke Tepi Barat dan Yerusalem.

“Cukup sudah. Hari ini, rakyat kembali melakukan revolusi,” tegas Pemimpin sayap militer Hamas, Mohammed Deif, dalam rekaman suaranya, sebagaimana dikutip dari situs berita Arab News Senin 9 Oktober 2023.

Dalam pesan rekaman suaranya,  Mohammed Deif, mengatakan serangan hari Sabtu 7 Oktober 2023 dengan sandi Operation Al Aqsa Storm (Operasi Badai Al-Aqsa) merupakan respons terhadap blokade Gaza selama 16 tahun. Juga merupakan respon terhadap serangan Israel di kota-kota Tepi Barat selama setahun terakhir.

Baca Juga: Pasukan Udara Israel Lakukan Seribu Serangan ke Gaza, Belum Ada Laporan Korban Jiwa

“Ini juga respon terhadap kekerasan di Al Aqsa dan meningkatnya serangan pemukim terhadap warga Palestina, serta  pertumbuhan pemukiman. Cukup sudah,” kata Mohammed Deif dalam rekaman pesan tersebut.

Ditegaskan Mohammed Deif, serangan pagi hari itu mengawali Operasi Badai Al-Aqsa. Diserukannya agar warga Palestina dari Yerusalem Timur hingga Israel utara untuk bergabung dalam perlawanan.

Sementara Pimpinan Hamas, Ismail Haniyeh, mengatakan pada hari Sabtu 7 Oktober 2023 faksi bersenjata Palestina bermaksud memperluas pertempuran yang sedang berlangsung di Gaza hingga ke Tepi Barat dan Yerusalem. “Apa yang terjadi menunjukkan kehebatan persiapan kami. Apa yang terjadi hari ini menunjukkan kelemahan musuh,” kata dalam pidatonya yang disiarkan televisi.

Baca Juga: Hamas Beri Israel Hadiah Puluhan Roket di 50 Tahun Peringatan Perang Lawan Mesir

Dikatakan Ismail Haniyeh, pertempuran tersebut berpindah ke jantung entitas Zionis Israel. “Ini adalah pagi kekalahan dan penghinaan terhadap musuh kami, tentaranya, dan pemukimnya,” kata Ismail Haniyeh.

Dalam pidatonya dikatakan Ismail Haniyeh, kepada negara-negara Arab lainnya bahwa Zionis Israel tidak dapat memberi mereka perlindungan apa pun. Meskipun ada pemulihan hubungan diplomatik baru-baru ini.

Ismail Haniyeh berbicara kepada negara-negara Arab yang telah menormalisasi hubungan dengan Israel dalam beberapa tahun terakhir. “Kami mengatakan kepada semua negara, termasuk saudara-saudara Arab kami, bahwa entitas ini, yang tidak dapat melindungi dirinya sendiri dalam menghadapi perlawanan, tidak dapat memberikan perlindungan apa pun kepada Anda,” kata Ismail Haniyeh.

Baca Juga: Al Aqsa Kembali di Serang Kaum Ekstrimis Yahudi di Bantu Pasukan Israel, Liga Arab Meradang

Ditambahkan Ismail Haniyeh, bahwa penandatanganan normalisasi tidak akan menyelesaikan konflik di Palestina. “Semua perjanjian normalisasi yang Anda tandatangani dengan entitas tersebut tidak dapat menyelesaikan konflik (Palestina) ini,” pungkas Ismail Haniyeh.

Sementara terkait dengan banyak beredar video yang dirilis oleh Hamas menunjukkan setidaknya tiga warga Israel ditangkap hidup-hidup, seorang pejabat tinggi Hamas, Saleh Arouri, membenarkan. Dikatakanya bahwa kelompoknya menahan  sejumlah besar tahanan Israel, termasuk perwira senior.

Ditambahkan Saleh Arouri, bahwa mereka akan digunakan dalam pertukaran tahanan untuk membebaskan tahanan Palestina di penjara-penjara Israel. “Tentara tersebut ditangkap saat melakukan infiltrasi mendadak ke Israel selatan, para tawanan ditahan di tempat yang aman,” tutup Saleh Arouri.***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah