Baca Juga: Timnas U-19 Sepadan Jajaran Elit Asia
Upaya merumuskan nilai-nilai kemanusiaan itu muncul pula melaluipergumulan emosi yang mengarah pada pendekatan ekspresionis dan abstraksi. Intensi lain yang juga bergerak diantara kejelian pengamatan atas gejala dan empati terhadap lingkungan serta transformasi nilai local adalah gagasan yang berpijak pada pentingnya upaya konfigurasi.
Di luar kecenderungan manifestasi kerja dua dimensional, hadir pula karya terkait aksi performative, objek dan juga video performance.Konsep objektivikasi universalitas dan kemutlakan yang disakralkan modernism, kini kian memudar dan semakin sulit dipertahankan dalam batasan-batasan konvensionalnya.
Kesalingterhubungan, kesalingtergantungan di dalam dunia tanpa batas yang dimungkinkan oleh globalisasi, tentu menciptakan pula keambiguan, ketakstrukturan,dan ketidakpastian yang kerap dimaknai sebagai keberagaman eksistensial, lepas dari pencarian esensi makna kehidupan.
Baca Juga: Hal Yang Perlu Diketahui Tentang Surat Kuasa
Satu hal yang mesti terus disadari di balik relativitas nilai, tidak berarti bahwa setiap proses penciptaan dipahami selaku hasrat diri yang selalu rindu pada keganjilan, keunikan dan perbedaan yang niscaya memberi peluang bagi bermacam argumentasi, heterogenisasi dan desentralisasi.
Akhir kata, kesungguhan para perupa yang tercermin melalui karya-karyanya, keterbukaan dan kesediaan museum Basoeki Abdullah untuk berperanserta di tengah perhelatan ini merupakan konstribusi berarti bagi eksplorasi kehidupan batin dan pengembangan apresiasi seni rupa yang lebih baik bagi masyarakat.(Diyanto/Kurator Thee Huis Galery Taman Budaya)***